Thursday, 3 September 2015

sejarah surakarta

Sejarah Surakarta



Asal usul

Kebangkrutan VOC sebagai kongsi dagang Belanda berakhir dengan dibubarkannya kongsi tersebut pada tanggal 1 Januari 1800 oleh Pemerintahan Kerajaan Belanda.Tanggung jawab VOC di Nusantara ini juga lantas diambil alih oleh kerajaan.

Pada waktu pembubaran terjadi, di Jawa kerajaan yang terbagi sudah menjalani suksesi untuk yang pertama kalinya sejak Perjanjian Giyanti (1755) dan Perjanjian Salatiga (1757).Kasunanan diperintah oleh Pakubuwana IV, Kasultanan diperintah oleh Hamengkubuwana II dan Mangkunegaran di perintah oleh Mangkunegara II.

Ketiga penguasa di Jawa itu dalam menghadapi perubahan zaman mengambil sikap yang berbeda. Semacam menganut suatu ideologi yang mendorong untuk bekerja demi kepentingan negara dan kerajaannya.

Mangkunegara II mengambil inisiatif yang cepat dengan datangnya Daendels ke Jawa. Legiun yang berkekuatan 1150 personil dibentuk tahun 1808 sebagai wadah untuk menampung dan membangun kembali kekuatan militer peninggalan pendahulunya. Legiun ini terdiri dari pasukan infantri, kavaleri atau pasukan berkuda dan artileri. Sri Mangkunegara II adalah Kolonel pertama dalam pasukan Legiun Mangkunegaran dengan kata lain dalam sejarah Legiun ini Adipati kedua di Mangkunegaran adalah pemegang jabatan komandan yang pertama kali.

Sri Mangkunegara II meski memiliki alasan kuat untuk membenci Belanda tetapi demi pembangunan militer yang kuat untuk sementara waktu mendahulukan kepentingan kerajaan dengan jalan mengundang perwira-perwira militer Belanda yang profesional untuk melatih dan menggembleng Korps Mangkunegaran ini.

Kekuatan militer Mangkunegaran yang dinamakan sebagai Legiun Mangkunegaran memiliki fungsi, (1) sebagai alat legitimasi Mangkunegara yang bertahta (raja), (2) sebagai alat untuk mengamankan dan tujuan diplomasi dari Praja Mangkunegaran.

Struktur Militer

Pada awalnya memiliki 2 perwira senior dengan pangkat mayor, 4 perwira letnan ajudan, 9 perwira kapitein, 8 perwira letnan tua, 8 perwira letnan muda, 32 sersan bintara, 62 tamtama kopral, 900 flankier, 200 dragonder (dragoon), dan 50 steffel (total 185 perwira dan 1150 prajurit). Seragam yang dipergunakan adalah; topi syako dan jas hitam pendek untuk bintara dan prajurit. Topi syako untuk perwira, kemudian jas hitam, dan celana putih (KOMPAS, 4 Oktober 2010).

Dari riwayat perjalanan legiun, Pasukan militer dari Mangkunegaran semula berjumlah sebelas pasukan;
  1. Ladrang Mangungkung Estri: 60 pasukan berkuda, bersenjata karbin wedung.
  2. Jayeng sastra: 44 berkuda, bersenjata keris.
  3. Bijingan: 44 berkuda, keris.
  4. Kapilih: 44 berkuda, keris.
  5. Taramrudita: 44 berkuda, pedang.
  6. Margarudita: 44 berkuda, pedang.
  7. Tanuastra Nampil: 44 berkuda, keris.
  8. Mijen: 44 berkuda, panah, keris.
  9. Nyutrayu: 44 berkuda, panah, keris.
  10. Gulanggula: 44 darat, panah, keris.
  11. Sarageni: 44 darat, panah, keris.
Setelah perjanjian Salatiga 17 Maret 1757, pasukan yang berjumlah sebelas ini kemudian ditambah lagi tiga puluh enam pasukan yang terdiri dari;
  1. Trunakroda: 44 darat, keris, pedang.
  2. Trunayudaka: 44 darat, keris, pedang.
  3. Minakan: 44 darat, keris, pedang.
  4. Tambakbana: 44 darat, keris, pedang.
  5. Tambakbrata: 44 darat, keris, pedang.
  6. Dasawani: 44 darat, keris, cengking.
  7. Dasarambat: 44 darat, keris, cengking.
  8. Prangtandang: 44 darat, panah, lawung, kris.
  9. Tirtasana: 44 darat, panah, lawung.
  10. Gunasemita: 44 darat, panah, slam, keris.
  11. Gunatalikrama: 44 darat, panah, slam, keris.
  12. Ciptamiguna: 44 darat, panah, keris.
  13. Sabdamiguna: 44 darat, panah, keris.
  14. Dasamuka: 44 darat, panah.
  15. Dasarat: 44 darat, panah.
  16. Maranggi: 44 darat, tombak separo, senapan separo.
  17. Nirbita: 44 darat, tombak separo, senapan separo.
  18. Trunaduta: 44 darat, tombak, gambuh.
  19. Trunasura: 44 darat, tombak, gambuh.
  20. Handakalawung: 44 darat, senapan.
  21. Handakawatang: 44 darat, senapan.
  22. Kauman: 44 darat, bandil.
  23. Danuwiratana: 44 darat, bandil.
  24. Danuwirapaksa: 44 darat, bandil.
  25. Madyautama: 44 darat, panah, keris, carabali.
  26. Madyaprabata: 44 darat.
  27. Madyapratala: 44 darat.
  28. Madyaprajangga: 44 darat
  29. Katawinangun: 44 darat, panah, pentung.
  30. Purwawinangun: 44 darat, panah, pentung.
  31. Singakurda: 88 darat, lawung, sulam.
  32. Brajawani: 44 darat, lawung.
  33. Maradada: 44 darat, lawung.
  34. Prawirarana: 44 darat, lawung.
  35. Prawirasakti: 44 darat, lawung.
  36. Sanaputra: 88 berkuda, karbin, keris,

Pembangunan Kekuatan

Legiun Mangkunegaran merupakan suatu kesatuan militer terbaik/termodern di Nusantara pada zamannya, artinya dalam kurun waktu yang sezaman kekuatan militer kerajaan kerajaan Nusantara ini tidak ada yang mampu menandingi kemoderenannya dalam satuan militer. Pembangunan kekuatan militer kerajaan secara periodik mencapai pasang surut sesuai dengan zamannya;
  1. Tahun 1808 Legiun Mangkunegaran memiliki; 1.150 prajurit yang terdiri dari 800 prajurit infanteri (Fusilier), 100 prajurit penyerbu (Jagers), 200 prajurit kavaleri (berkuda), dan 50 prajurit rijdende artileri (KOMPAS, 4 Oktober 2010)
  2. Tahun 1816 jumlah personilnya ada 739 serdadu kemudian sebanyak 800 orang.
  3. Tahun 1825-1830 jumlah personil militernya ada 1500 serdadu
  4. Tahun 1831 Jumlahnya berkurang menjadi 1000 serdadu.
  5. Tahun 1888 Pasukan Artileri berkekuatan 50 tentara ditiadakan dengan alasan krisis keuangan.
Untuk membentuk dan membangun militer yang modern dan tangguh pada zamannya dijalankan bentuk-bentuk pencapaian sebagai berikut:
  1. Reorganisasi kemiliteran
  2. Disusun buku panduan Sekolah Prajurit 1855
  3. Mendatangkan pelatif profesional ketentaraan dari Eropa; 1 kapten infanteri, 4 bintara infanteri, 1 letnan dan 1 bintara kavaleri.
  4. Tahun 1935 Legiun Mangkunegaran dibagi dalam staf yang memiliki; ajudan atau intendan, dokter militer, dan korps musik, dan batalyon dibagi dengan 6 kompi serta unit mitraliur
Sumber (https://id.wikipedia.org/wiki/Legiun_Mangkunegaran)
Sunting (Arief Setya)

2 comments: